Selasa, 20 Maret 2012

Bidang Bimbingan Sosial


SOSIODRAMA X. 3 SMA N 1 PRINGSURAT


SCRIP
Dalam sosiodrama ini anak-anak kelas X. 3 akan mencoba memainkan peran menjadi seseorang yang ingin mengungkapkan sesuatu hal yang penting dalam hidupnya seperti karier, pacar, sekolah, masalah kepada orang tuanya. Sosiodrama ini akan dijalankan tanpa skrip dan siswa dibebaskan menyampaikan apapun sesuai dengan pengalaman mereka dalam berkomunikasi dengan orang tua. Segala sesuatu yang diungkapkan akan dijalankan secara alamiah, dialog yang akan mereka lakukan akan

Alasan membina hubungan antar pribadi
         HAP membantu untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan kognitif dan sosialnya
         HAP membangun suatu dentitas pribadi yang positif
         HAP membantu individu merasa sungguh-sungguh bersentuhan dengan kenyataan hidup
         HAP membantu meningkatkan kesehatan mental
Bagaimana Cara membangun hubungan itu ?
Johson dalam Windrawanto 2008  menyajikan empat ketrampilan yang secara umum menjadi dasar bagi seorang individu memualai, membangun, mengembangkan dan membina hubungan yang produktif
         Ketrampilan untuk saling memahami dan percaya kepada orang lain
         Ketrampilan untuk berkomunikasi yang tepat dan jelas kepada orang lain
         Ketrampilan untuk saling menerima dan saling mendukung
         Ketrampilan untuk menyelesaikan konflik

Bidang Bimbingan Pribadi


ROLE PLAY X.3 SMA N 1 PRINGSURAT


SCRIP
Dalam permainan ini akan dikisahkan seorang anak laki-laki kelas X yang susah mengungkapkan apa yang diinginkan kepada anggota keluarga lainnya. Tergugah oleh motivasi teman-temannya maka dia mulai mencoba mengkomunikasikan apa yang diinginkan kepada kakak kemudian kepada kedua orang tuanya. Hal yang ingin ia sampaikan adalah keinginannya untuk masuk ke jurusan IPS, karena dia mempunyai bakat dalam pembukuan, dan pengarsipan. Dia juga bercita-cita menjadi akuntan handal.
Awalnya dia mengkomunikasikan kepada kakaknya yang notabene adalah seorang mechanical. Dengan segala keberaniannya dia mencoba mengkomunikasikan apa yang diinginkannya tersebut kepada kakaknya. Kakaknya adalah seorang intelektual dan mau menerima apa yang diinginkannya. Diskusi mereka berdua akhirnya membuahkan hasil bahwa kakaknya sangat setuju dengan jalan pemikiran anak ini. Dia mendorong adiknya untuk dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkannya kepada orang tuanya tercinta.
Dalam tahap awal sang anak hendak berbicara dengan orang tuanya mengenai masa depannya. Dia diselimuti kekhawatiran akan ditentangnnya keinginan sang anak karena dia memang jarang membuka diskusi dengan orang tua. Akhirnya sang anak pun memberanikan diri berkomunikasi dan membangun hubungan dengan orang tuanya. Diskusi sedikit demi sedikit membicarakan masalah karir sang anak kedepan. Orang tuapun akhirnya mengerti apa yang diinginkan sang anak mendorong anak untuk mengejar cita-citanya.

ADEGAN
1.      Adegan percakapan antara anak dengan teman-temannya
2.      Adegan monolog  meyakinkan dirinya sendiri  untuk dapat mengkomunikasikan apa yang ingin dikomunikasikan
3.      Evaluasi kecil
4.      Adegan anak dengan sang kakak
5.      Adegan anak dengan orang tua
6.      Selesai dan penutupan
7.      Pemaknaan bersama

Role play kelas X 4 SMA N I PRINGSUAT
NGOMONG JURUSAN SIAPA TAKUT
Fulan menyambangi teman-temannya yang sedang berkumpul di dalam ruangan, mereka akhirnya bertemu dan berbincang-bincang tentang tugas dan komunikasi dengan orang lain
Fulan
:
Hallo prend
Teman
:
Hallo juga Mas Ulan
Fulan
:
Lagi pada ngapain nee ?
Teman
:
Ini lagi nungguin kamu prend
Fulan
:
Lagi nungguin aku, emang ada apa yaa ?, penting banget nungguin aku
Teman
:
Kan kita hari ini mau ngelanjutin tugas kelompok kita mas bro
Fulan
:
Owalah, ada tugas kelompok to, baru ingat aku
Teman
:
Walah gimana to mas bro, kok jadi pelupa kaya gitu
Fulan
:
Iya nee prend aku kok jadi pelupa kaya gini ya, aku seperti gampang ngeblak gitu ya
Teman
:
Lagi ada masalah to ?
Fulan
:
Iya nee prend, aku itu ragu mau ngomong ma keluarga tentang keinginanku, aku kurang terbuka dan jarang berkomunikasi  dengan kakak serta orang tuaku
Teman
:
Heeem, emang mau ngomong apa kamu Lan
Fulan
:
Aku pengen, ngomong tentang cita-cita dan masa depan, tapi kok ya sepertinya gimana gitu perasaannya. Gak PD banget aku.
Teman
:
Emang keluargamu keluarga macan, kok gak PD gt
Fulan
:
Wah, ngece kamu. Mereka itu sebenernya baik, walaupun Bapak kadang agak keras. Tapi baek kok
Teman
:
Hla trus kok kamu gak pd gitu Lan, Gimana seh ?
Fulan
:
Gimana ya prend. Aku akui aku itu emang tertutup dengan orang tua, dan keluarga lainnya. Aku juga gak tau kok aku kaya gini.
Teman
:
Haduh kok gitu to Lan. Ayo semangatlah ! ini kan utuk masa depanmujadi harus dikomunikasikan lah, nantinya keluargamu juga kan yang akan membiayai kamu dan mendorong kamu untuk maju.
Fulan
:
Iya yah, okelah aku nanti akan ngomong
Teman
:
Ma kakak mu dulu aja bro, dia mungkin bisa membantumu nanti
Fulan
:
Setuju, walaupun dia juga pendiem dia sering ngebantu aku juga
Teman
:
Semangat Lan, kamu pasti bisa.
Fulan
:
Oke thank u prend
Teman
:
Tapi sebelum itu selesaikan dulu tugas kelompok neeee, he he he
Fulan
:
He he he... oke oke ayo kebut
(akhirnya mereka mengerjakan tugas untuk

Setelah diberikan dorongan dari teman-teman akhirnya si Fulan memutuskan untuk mau membuka pembicaraan dengan anggota keluarga. Orang pertama yang ingin dia ajak ngomong adalah kakaknya
Fulan
:
Mas, mas ngganggu ndak ini aku
Kakak
:
Ndak dek, aku lagi nyantai aja ne, ada apa.
Fulan
:
Mau ngomong mas,
Kakak
:
Ngomong apa toh, kok gayane kaya gitu
Fulan
:
Tapi bener ndak ngeganggu kan mas
Kakak
:
Iya, ngomonglah ma aku
Fulan
:
Anu mas, aku kan sebentar lagi penjurusan. Nah aku itu pengen masuk IPS mas, aku suka pelajaran di IPS. Aku pengen lebih mendalami ekonomi dan akuntansi
Kakak
:
Oo gitu, beneran ndak itu dek. Nilai IPA kamu kan bagus semua, malah lebih bagus dari Kakak.
Fulan
:
Iya seh Kak, tapi nilai IPS ku kan juga bagus to Kak, he he
Kakak
:
Emang beneran kamu itu minat di ekonomi gitu
Fulan
:
Iya kak
Kakak
:
Ndak pengen kaya kakak gini, ambil mekanika. Asyik hlo dek pas prakteknya
Fulan
:
Heem aku seh suka juga, tapi aku kok lebih suka ngitung uang dan cari uang ya kak he he he.
Kakak
:
Wah mata duwiten kamu. Tapi kamu udah yakin
Fulan
:
Yakin kak, gak yakine Cuma 1. Kak
Kakak
:
Hla itu ada gak yakine, gak yakin tentang apa dek ?
Fulan
:
Sabar to kak, aku itu gak yakin bisa ngomong ma bapak ibu. Mereka itu kan IPA semua, aku takut mereka marah kalo aku masuk IPS
Kakak
:
Oo, itu , halah ngomong wae to dik
Fulan
:
Aku itu khawatir mas. Emange gampang ngomong ma mereka
Kakak
:
Hla salahe sapa gak pernah ngomong kalo ada sesuatu, semua kamu selesaikan sendiri
Fulan
:
Kamu kok malah nyalahke aku to mas
Kakak
:
Ndak nyalahke dek tapi memberi saran, supaya kamu lebih banyak membina hubungan dan komunikasi dengan kita semua
Fulan
:
Iya lah kak aku mudheng sekarang. Tapi sekarang aku dibantuin to Kak
Kakak
:
Bantuin piye
Fulan
:
Ya bantuin ngomong lah ma bapak ibuk
Kakak
:
Heeemm (sambil berfikir sejenak).. aku bisa bantuin dek tapi aku awalnya aja selanjutnya terserah kamu dan kamu harus berusaha latihan ndiri .
Fulan
:
Wah kamu ndak mau ngomongke ya mas
Kakak
:
Bukan gitu tapi ini kan tanggung jawabmu dan untuk karirmu maka kamu baiknya yang ngomong
Fulan
:
Ya wes lah kak.
Kakak
:
Beneran nee, kapan mau ngomong. Mumpung kakak di rumah bagaimana kalo nanti malem ?
Fulan
:
Hu hu hu, kok cepat banget kak,,,
Kakak
:
Kamu tahu Yusuf Kalla ndak Dik
Fulan
:
Iya mang napa
Kakak
:
Kata dia kan “Lebih cepat lebih baik “ he he he
Fulan
:
Halah kamu itu ana-ana wae mas
Kakak
:
Ntar malem ya, aku yang ngawali wis
Fulan
:
Oke lah, tapi bantuin bener loh
Kakak
:
Iya , he he he

Setelah berdiskusi dengan kakak nya akhirnya Fulan didampingi kakaknya mau ngomong kepada orang tuanya, kakak memulai pembicaraan terlebih dahulu sebelum sang Fulan ngomong sendiri

kakak
:
Ibu, Bapak. Ini kan uda awal minggu , uang saku ku habis ne Bu
Bapak
:
Butuh brapa to
Ibu
:
Hee, habis bukane kemaren kamu dikasih dobel ya, kok habis Le untuk apa coba ? Bapak ini juga jangan cal cul ma uang to. Ditanya dulu
Bapak
:
Dia kan udah gedhe Bu
Ibu
:
Ya ndak gitu to pak kan dia juga harus bisa ngatur keungane sendiri
Kakak
:
Kemaren itu to Pak, Bu. Aku ada tugas praktek banyak banget  jadi ya uangnya kepake, ada kok kuitansinya.
Bapak
:
Hlo Bu kan dengar sendiri to alesane, makane percaya ma anakku ini (agak mengejek Ibu)
Ibu
:
Halah Pak kamu ini baek banget ma anak kita neee, heem heem
Ya udah ini ada uang untuk jatahmu minggu nee,  diatur sendiri ya Dek ! kan sekarang sudah dewasa
Kakak
:
Siap Buk, Siap
Bapak
:
Ibumu juga apikan kok Le, tapi kalo ma Bapak ndak kaya gitu
Ibu
:
Ahh, Bapak jangan ngomong gitu lah (sambil nyubit bapak)
Kakak
:
Ahh, Bapak Ibu ini jangan disini lah he he
Oh iya Pak ini tadi si Kecil Fulan mau ngomong sesuatu
Bapak
:
Mau ngomong apa Dia ?
Kakak
:
Cil, Ciiil, Cil Fulan sini Dek ? (menanti Kecil Fulan datang)
Ini Pak Fulan mau ngomong
Ibu
:
Mau ngomong apa to Cil, kok kayaknya serius amat
Bapak
:
Iya ya Bu, kok sepertinya serius amat
Kakak
:
Ayo Cil ngomong sekarang
Fulan
:
Iya kak, anu Pak anu
Bapak
:
Ngomong saja to Cil, kamu pengen apa ?

:
Iya pak, begini,  ini kan sudah mau penjurusan. Boleh ndak Pak jika aku ambil jurusan IPS ?
Ibu
:
IPS ? (dengan raut muka penuh tanya)
Bapak
:
Memang pertimbangn kecil apa pengen masuk IPS
Fulan
:
Saya suka IPS pak dan saya ingin menjadi ekonom atau akuntan setelah dewasa
Ibu
:
Bukane kamu itu pinter IPA Cil, nilai kamu bagus semua
Fulan
:
Iya seh Bu, tapi nilai IPS ku kan juga ndak kalah bagus Buk, Ekonomi dan Akuntansi semua dapat 9
Bapak
:
Apa kamu beneran pengen jadi Akuntan Cil
Fulan
:
Iya pak aku pengen sekali jadi Akuntan. Gimana Pak Buk boleh ndak
Ibu
:
Kalo Ibu seh sebenernya pengenya si kecil jadi guru fisika aja kaya Ibu kan nanti bisa sering ketemu dan bisa mengabdi juga untuk masyarakat. Kalau kamu jadi Auntan kan mungkin akan jauh dari Ibu. Tapi kalau kamu emang minat disitu ya Ibu merestui saja. Kamu Pak
Bapak
:
Kalau Bapak seh tidak ingin memaksakan Buk, Bapak kan dulu pernah punya pengalaman teman bapak memaksakan kehendaknya akhirna tidak baik pula. Kalau Bapak lebih senang menuruti apa yang diinginkan Kecil. Tapi sebelumnya bapak ingin tanya kecil lagi Apakah memang sudah bulat untuk ke IPS ?
Fulan
:
Terima kasih Pak, Bu, saya yakin Pak, Bu. Saya yakin di IPS karena saya bakat dan minat di sana.
Bapak
:
Kecil mau bertanggung jawab untuk belajar sungguh-sungguh di IPS ?
Fulan
:
Iya Pak, Kecil mau, saya akan belajar sungguh-sungguh
Ibu
:
Ibu oke, tapi Ibu berpesan agar kecil benar-benar fokus dalam IPS nya, Ibu yakin semua jurusan itu baik  tapi  Kecil harus benar-benar fokus dalam  belajarnya. Agar Kecil bisa menjadi orang yang sukses
Bapak
:
Ingat tu cil, kami semua mendukung Kecil, tapi kami harap Kecil bisa bertanggungjawab dengan keputusan yang di ambil, dan Kecil harus sering-sering berkomunikasi dengan kami semua
Fulan
:
Terima kasih Pak, Bk, Kecil akan bertanggungjawab, kecil juga akan lebih banyak ngomong kepada Bapak, Ibuk.
Bapak
:
Nah gitu, itu baru anak Bapak.
Kakak
:
Nah udah ngomong to dek, sekarang sungguh-sungguh belajar IPS nya
Fulan
:
Iya Kak
Ibu
:
Ya udah sekarang sana anak-anak pada belajar. Ini kan sudah lewat jam kalian belajar
Fulan
:
Iya Buk, aku tak belajar
Kakak
:
Aku ndak usah belajar kan Bu kan sudah gede he he he
Ibu
:
OO, kamu ini yang gede harus ngasih contoh to kak.
Kakak
:
Iya Bu, becanda becanda
Ibu
:
Sudah sana belajar
Bapak
:
Sana turuti ibumu, belajar
Kakak
:
Iya Pak
(kakak dan adik akhirnya meninggalkan Bapak dan Ibu untuk belajar)

Perbincangan antar anggota keluara itu akhirnya berakhir dan Fulan siap masuk jurusan IPS dan berusaha dengan sungguh-sungguh meraih cita-citanya.


_-_-_-_-Sekian-_-_-_-_